Menyebut kata wayang mengingatkanku
pada masa kecil di kampung halaman, di Jawa Timur. Tengah malam, nun di
kejauhan suara gamelan bertalu. Pagelaran wayang kulit yang biasanya dilangsungkan
oleh mereka yang punya hajat besar. Beberapa kali sempat nonton bareng
keluarga. Tapi lebih banyak saat merem a.k.a tidurnya dibandingkan nonton 😅 Maklum,
bocah..tak tahan begadang semalaman. Karena di masa lalu, pagelaran
wayang memang berlangsung semalam suntuk. Apa kabar wayang di masa kini? Di antaranya
bisa kita temukan dalam Bandung Wayang Festival (BWF).
Undangannya kuterima kemarin,
roadshow to BWF yang diagendakan berlangsung pada Juli mendatang. Tapi baiklah,
sebelum menuju BWF, kita ingat-ingat dulu tentang perwayangan di tanah air.
Wayang, sebuah seni pertunjukan yang
telah ditetapkan UNESCO sebagai pertunjukkan bayangan boneka tersohor dari Indonesia.
Dicatatkan sebagai warisan mahakarya dunia dalam seni bertutur yang tak
ternilai (Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity). Perwayangan
lebih banyak dikenal di tanah Jawa. Namun sesungguhnya, wayang juga menjadi
bagian dari tradisi budaya di sejumlah daerah seperti Sumatera (Melayu), dan di
timur seperti Bali serta Nusa Tenggara. Laman resmi kemendikbud, menyebutkan, Indonesia setidaknya
memiliki 18 jenis wayang. Di antaranya adalah Wayang kulit Purwa, Wayang Golek
Sunda, Wayang Orang, Wayang Betawi, Wayang Bali, Wayang Banjar, Wayang Suluh,
Wayang Palembang, Wayang Krucil, Wayang Thengul, Wayang Timplong, Wayang
Kancil, Wayang Rumput, Wayang Cepak, Wayang Jemblung, Wayang Sasak (Lombok),
dan Wayang Beber.
Meski tersebutkan berjumlah belasan,
namun dapat dibilang hanya empat atau lima saja yang populer.
Wayang Beber
Foto PHDI |
Wayang ini dianggap sebagai wayang
tertua di Indonesia. Konon sudah mula dikenal pada masa kerajaan Jenggala.
Penamaan Beber diambil dari cara memainkannya. Pertunjukan wayang Beber adalah
berupa ‘pembeberan’ atau pembentangan layar atau kertas berupa gambar. Sang dalang
lalu menguraikan cerita lakon sesuai dengan gambar yang terpampang pada layar.
Wayang Purwa
Foto Liputan 6 |
Wayang kulit Purwa dapat dibilang sebagai
wayang paling terkenal di Indonesia. Mengutip laman Indonesia.go.id, catatan Pandam
Guritno (1988) menyebutkan, Wayang Purwa mulai dikenal di Indonesia pada abad
ke-11, yakni pada masa pemerintahan Raja Airlangga. Dikisahkan sang raja ingin membuat
wayang untuk menceritakan perihal riwayat para nenek moyangnya. Inspirasi detil
pada wayang kulit tersebut konon muncul saat sang raja melihat uiran pada Candi
Penataran di Blitar. Wayang Purwa dibuat dari kulit kerbau atau kambing.
Wayang Golek
Foto CNNIndonesia |
Yang tak kalah populer juga adalah Wayang
Golek. Wayang tiga dimensi ini terbuat dari bahan kayu. Kalau Wayang Beber dan
Wayang Purwa dikenal di wilayah Jawa Tengah dan Timur, Wayang Golek akrab
dengan masyarakat Jawa Barat. Bahasa yang digunakan pun Bahasa Sunda. Wayang Golek
diperkirakan muncul di Indonesia sejak abad ke-17, pengembangan dari wayang
kulit.
Wayang Orang
Foto Liputan 6 |
Wayang Orang muncul pertama kali pada
abad ke-18 di Solo oleh KGPAA Mangkunegoro I. Awalnya Mangkunegoro terinspirasi
oleh seni drama yang berkembang di Eropa. Saat Paku Buwono X meresmikan Taman
Sriwedari sebagai taman hiburan untuk umumpada 1899, dimulailah pertunjukan
Wayang rang yang menjadikannya dikenal luas. Sesuai namanya, wayang ini bukan
dimainkan oleh dalang, tapi diperankan langsung oleh manusia dengan kostum dan
dandanan sesuai dengan tokoh-tokoh wayang kulit.
Masing-masing jenis wayang memiliki
kekhasan. Pada umumnya kisah yang dipanggungkan berangkat dari kisah Mahabrata
dan Ramayana dengan muatan pesan menyesuaikan kebutuhan masyarakat setempat.
Kembali ke BWF, ajang perwayangan ini
bukan kali pertama digelar. BWF yang pertama dilaksanakan pada
22-30 April 2011. Sebelumnya, digelar terlebih dahulu Road To BWF, sebagai kegiatan
pengantar, yakni pada 5 Desember 2010. Kegiatannya
berupa pameran wayang dan turunannya, pameran foto dan serta lukisan. Seluruh rangkaian
BWF 2011 diikuti oleh sekitar 900 seniman dari berbagai pertunjukan wayang
dalam berbagai media, mulai dari wayang tradisi hingga musik, film, serta pameran. Bukan hanya dari tanah air, tapi juga mancanegara.
BWF 2011. Blog Ahda Imran. |
Pada BWF 2020, tema yang diangkat
adalah ‘keragaman’ yang disalurkan melalui media Seni Wayang, mulai dari latar belakang
budaya, agama, serta cerita yang akan dimainkan. Selain itu juga beberapa ragam
visual, filosofi hingga pendekatan baru untuk menyampaikan pesan moral kepada penonton.
Nah, sebagai pengantar, pada 8-9 Februari ini akan digelar Road to BWF di Cihampelas
Walk. Acara ini melibatkan cukup banyak penggiat seni pewayangan. Tiga acara utamanya
adalah pagelaran Wayang Potehi Rumah Cinwa, Wayang Ringkang (45 dalang), dan Wayang
Tavip. Di samping itu, akan ada workshop pembuatan wayang limbah, workshop alat
musik tradisi (suling & karinding), serta wayang daun singkong oleh Pojok
Napak Jagad Pasundan, Rampak Kendang Kendangers, Karinding Cekas Kasunda.
Terdapat booth kriya, seperti Zeni Nugroho Art Studio (t’shirt dan totebag bertema
wayang), Galeri Giri Harja (craft), dan Lukisan Kaca Kusdono Rastika.
Festival wayang ini bagus sekali untuk dikenakkad sama generasi muda dan anak-anak kita ya Mba. Karena kalo gak ada kayak gini, takutnya hilang kesenian yang menjadi salah satu ciri Nusantara. Saya saja baru tau loh, ternyata wayang itu banyak sekali jenisnya.
ReplyDeleteWayang golek sekarang lebih kekinian, contohnya dulu Khan pke blangkon dan sekarang di variasikan jadi pke topi, baju nya pun ga selalu tradisional banyak yang model jas pke dasi ☺.
ReplyDeleteHm menarik BWF ...
ReplyDeleteIya ya wayang sudah menjadi Masterpiece of Oral and Intangible Heritage of Humanity. Bersyukur ya masih ada upaya melestarikannya, seperti penyelenggaraan BWF ini.
SAya dan ayah saya termasuk yang suka cerita wayang nih.
ReplyDeletemajalah anak-anak jaman dulu, ANANDA, suka ada cerbung cerita wayang, saya dan Alm. Ayah ngikutin ceritanya.
Kami juga suka nonton wayang orang di TVRI, wayang orangnya sendratari gitu. haha
kami, orang batak pecinta cerita wayang haha
Dulu pas masih kecil dan masih tinggal di Makassar, saya tidak pernah nonton wayang Mbak. Nah, pas di Kebumen, tetangga hajatan naggap wayang, baru saya nonton. Sebentar doang, ga ngerti bahasanya hahaha.
ReplyDeleteTapi saya baru tahu wayang itu beragam, saat ke museum wayang di kota tua. Dan acara ini keren ya, Mbak. Berbagai wayang aka dipergelarkan dan dipamerkan.
Sesekali ajakin istri nonton wayang kayaknya asik juga, kan siapa tahu istri bosen jalan-jalan ke Mall.
ReplyDeleteGanti suasana baru pasti bakalan seru, apalagi wayang sudah ditetapkan UNESCO sebagai pertunjukan bayangan tersohor di Indonesia, pasti bangga dong kita sebagai putra-putri bangsa Indonesia yang memiliki keberagaman budaya.
Banyak banget jenis wayang itu ya mbak. Dengan acara ini, generasi millennial tetap mengetahui warisan kebudayaan wayang yang udah ada sejak dulu. Semoga tetap dilaksanakan tiap tahunnya.
ReplyDeleteSenang deh ada acara kaya gini, bisa jd alternatif kunjungan saat libur bersama keluarga..utk saya pribadi jadi lebih bisa mengenal sejarah perwayangan dan bisa bedain jenis2 wayang yang selama ini saya lihat..hehe
ReplyDeleteSuka banget lihat festifal wayang di bandung, hanya saja belum ada kesempatan yang tepat untuk berkunjung ke bandung.
ReplyDeleteLuar biasa ternyata banyak sekali jenis wayang di Indonesia ya? Itu yang terdaftar. Yang blm terdaftar mungkin jg ada kali ya. Wah festival wayangnya sedang berlangsung hari ini sampai besok ya? Hiburan buat rakyat Bandung yang kangen kesenian tradisional semacam ini ya mbak.
ReplyDeleteMbak Dhenok Jawa Timur mana? aku Kediri, Mbak
ReplyDeleteTapi jujur tentang wayang aku enggak banyak tahu pernah nonton wayang kulit, wayang orang dan wayang potehi.
Kalau suamiku paham banget kayaknya ini, dia masih lancar baca tulis huruf Jawa, bisa main gamelan juga nembang..pooknya Jawa bangets
Keren acara BWF nih, di Jakarta ada enggak ya?
Aku dr Trenggalek, Mbak. Ga jauhlah 😀 Dari 93 di Bandung. Sekarang di Jakarta ya?
DeleteKayaknya seru ya mbam acara BWF. Saya penasaran sama Wayang Limbah, gimana tuh. Apakah dibuat dari limbah atau sampah daur ulang. Kalau iya pasti keren banget
ReplyDeleteTernyata jenis-jenjs wayang ada beragam juga ya. Seumur-umur belum pernah nonton pertunjukan wayang secara live, kalau liat di tipi sih pernah dan ga ngerti omongannya soalnya pake bahasa Jawa hehehe
ReplyDeleteBaca ini bikin saya jadi tahu macam-macam wayang di Indonesia dan seperti apa bentuknya. Dulu punya satu wayang di rumah, hadiah apa beli lupa euy..dan saya gak tahu dong itu jenis wayang apa. Setelah baca di sini baru tahu kalau itu wayang golek.
ReplyDeleteaku jarang nonton wayang bahkan belom pernah yang bener bener pertunjukan wayang, karena suka ngga paham sama bahasanya huhu
ReplyDelete