Kata kanker sering bikin kita
keder. Ciut nyali. Bahkan saat diagnosis diberikan kepada orang yang relatif
tak kita kenal dekat. Demikian angkernya kata itu. Tak heran, karena kanker
telah menjadi penyebab nomor satu kematian di negara-negara maju. Sebelumnya,
posisi ini ditempati oleh penyakit jantung. Sementara di Indonesia, data
Kementerian Kesehatan menunjukkan, kanker menjadi penyebab kematian ketiga
terbanyak setelah jantung dan stroke. Di Jawa Barat saja, jumlah penderita
kanker meningkat dua kali lipat dalam sepuluh tahun terakhir.
Salah satu adegan dalam film bertema
kanker, The Fault in Our Stars.
|
Dengan data-data tersebut di atas,
meski bikin keder, tentu saja kita perlu mengenali dan mewaspadai. Terlebih
jenis kanker yang masih asing buat kita. Itu pula yang menjadi alasanku
bergabung dengan kawan-kawan blogger dalam diskusi media bertajuk “Tangani
Kanker Kolorektal Sejak Dini” yang digelar oleh Parkway Cancer Center (PCC) dan
CanHOPE di CGV Paskal 23 Bandung, Kamis (30/01/2020) lalu.
Saat ini, sebanyak 21 dari 100.000
orang di Jabar diprediksi menderita penyakit kanker. Setidaknya itu data hingga
tahun 2017 dari Rumah Sakit Hasan Sadikin Bandung. Berdasarkan jumlah
penderita, kanker payudara berada di urutan pertama yang paling banyak diderita
masyarakat Indonesia (16,7%), berikutnya kanker serviks (9,3%), paru (8,6%),
kolorektal (8,6%), dan hati (5,3%). Dari kasus kanker tersebut, kanker
kolorektal tak banyak diketahui masyarakat umum. Kanker sendiri, seperti
diingatkan oleh Manajer CanHOPE, Risma Yanti, merupakan penyakit yang ditandai
dengan pertumbuhan sel secara tak terkendali. Ia punya kemampuan menyusup dan
merusak sel-sel sehat dalam tubuh.
CanHOPE, lembaga yang dipimpin Risma
Yanti, merupakan badan non-profit yang bergerak di bidang layanan konseling dan
dukungan terhadap penderita kanker. Lembaga ini bekerja sama dengan tim medis
dan ahli-ahli kesehatan profesional untuk membantu pasien dan keluarga mereka mengambil
keputusan yang tepat selama proses penanganan penyakit mereka. Sedangkan PCC adalah institusi kesehatan yang memiliki rangkaian
perawatan kanker komprehensif. Penanganan diawali dengan konsultan spesialis
medis, suster, konselor, serta tenaga paramedis profesional lainnya. Tim PCC berkomitmen
memberikan perawatan kanker holistik dalam lingkungan yang aman dan
menenangkan. Teknologi medis tercanggih juga menjadi perangkat yang mendukung
upaya penyembuhan kanker di PCC.
Kanker Kolorektal
Dari sekian jenis kanker yang
diderita di Indonesia, kanker kolorektal terbilang masih asing. Kanker
kolorektal adalah jenis kanker yang tumbuh pada usus besar (kolon), atau pada
bagian paling bawah dari usus besar yang terhubung ke anus (rektum). Maka
kanker ini juga dikenal sebagai kanker kolon atau kanker rektum. Gejalanya tersamar
dengan penyakit lain yang lebih umum. Akibatnya baru diketahui ketika kanker
sudah berkembang jauh. Survei Globocan pada 2018 lalu menyebutkan, di Indonesia,
kanker kolorektal menjadi kanker nomor dua paling banyak diidap oleh pria
setelah kanker paru.
Bagaimana muasal kanker kolorektal
ini?
Senior Consultant Medical Oncology PCC, Dr Zee Yin Kiat yang hadir dalam diskusi melalui video
call mengatakan, kasus kanker kolorektal umumnya bermula dari polip usus atau
jaringan yang tumbuh di dinding dalam kolon atau rektum. “Tapi tak semua polip
akan berkembang menjadi kanker kolorektal. Perkembangannya juga tergantung
kepada jenis polip itu sendiri,” jelasnya.
Pada tahap awal, kanker kolorektal bisa
jadi tak memunculkan gejala apa pun. Menurut dr. Zee, gejala umumnya adalah
munculnya darah dalam tinja. “Waspada kalau ada pendarahan saat buang air
besar. Biasanya dibarengi juga dengan rasa sakit di perut, ada rasa kembung
atau kram, rasa tak tuntas saat buang air besar, dan kebiasaan buang air besar yang berubah. Hati-hati juga dengan penurunan
berat badan yang drastis,” dr. Zee mengingatkan.
Mengingat banyaknya kemungkinan penyakit
lain dengan gejala serupa, yang paling tepat untu memastikan adalah dengan melakukan
skrining, di antaranya dengan pemeriksaan tinja atau kolonoskopi. Caranya, kolonoskop
dimasukkan melalui dubur. Dari situ, dokter bisa memeriksa lapisan dalam usus
besar dan sekaligus bisa ‘membereskan’ polip jinak.
Sekali lagi dr. Zee menyebutkan,
polip bisa muncul di usus siapa saja. Satu dari empat orang usia di atas 50
tahun. Tak selalu berubah menjadi kanker. Hanya perlu waspada saja. Karena
pertumbuhannya tak muncul dalam semalam, tapi dalam kurun waktu yang lama. Dan ketika
ada kecurigaan ke arah kanker, langsung lakukan pemeriksaan. “Tak perlu panik.
Kanker kolorektal bisa disembuhkan. Kalau pun tak sembuh, dapat memperpanjang
usia hidup.”
Selain kolorektal, ancaman lainnya
adalah kanker ginjal.
Kanker Ginjal
Sejauh ini data menyebutkan sebagian
besar penderita kanker ginjal adalah orang berusia di atas 50 tahun. Tapi,
nyatanya, generasi muda juga tak luput dari kanker ini. Salah satunya adalah
penyanyi tanah air, Vidi Aldiano.
Dari semua jenis kanker yang
menyerang penduduk Indonesia, kanker ginjal menempati urutan ke-22. Dalam kurun
waktu hingga 2018 tercatat sebanyak 2.112 kasus, dengan tingkat kematian
mencapai setengahnya. Kalau pada kanker kolorektal sulit melakukan deteksi
cepat karena gejalanya yang mirip dengan penyakit lain, pada kasus kanker
ginjal kesulitannya karena letaknya yang di rongga perut dengan tanpa gejala
yang jelas.
Menurut dr. Zee, pada masa lalu, yang
menyulitkan pada penanganan kanker ginjal adalah karena ginjal resisten
terhadap kemo. Akhirnya pilihan pengobatannya terbatas. Namun di masa kini,
kemajuan teknologi dan ilmu kedokteran, sudah memungkinkan pengobatan yang
efektif untuk kanker ginjal. Di PCC sendiri, telah dilakukan terapi bertarget
oral sejak 2007. Perawatan bertarget oral
ini dianggap memudahkan karena dapat dikonsumsi langsung oleh pasien.
Di penghujung komunikasi, dr. Zee mengingatkan
untuk menjaga pola hidup sehat dan jika melakukan diet, sebaiknya dilakukan
dengan tepat.
Tanggal 4 Februari besok kita peringati
sebagai Hari Kanker Sedunia. Peringatan yang dimulai sejak 2008 lalu ini
menjadi pengingat untuk kita peduli pada penderita kanker dan terlibat aktif dalam
upaya menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat kanker melalui peran kita masing-masing.
Namaste.
Intinya pola hidup sehat ya mba..
ReplyDeletePola makan sehat,insyaAllah kesehatan dapat terjaga.
di jaman yang serba instant ini, godaan makanan cepat saji merupakan salah satu yang susah ditolak
inhale exhale
Pola hidup sehat dan menerapkan pola diet ang tepat. Noted. Kanker begitu menghantui ya kini...jumlah penderita kian hari kian naik saja. Semoga kita dijauhkan darinya dan segera ada solusi serta pengobatan terbaiknya
ReplyDeleteYa Allah, banyak banget ya macam-macam kanker zaman sekarang, entah dari dulu juga ada kali ya cuman beritanya nggak semudah sekarang bisa diakses.
ReplyDeleteMemang zaman sekarang, peluang orang terkena kanker sangat besar ya, gaya hidup kurang sehat, polusi yang semakin mengkhawatirkan, semoga Allah selalu memberikan kita semua kesehatan, aamiin
Emang bener mba, kanker penyakit penyebab kematian no.1
ReplyDeleteapalagi kebanyakan di usia yang relatif muda, makanya aku sebisa mungkin hindari makanan junk food.
Karena sebagai istri kepengen memberi yang terbaik,terutama soal pola makan.
intinya hindari makanan yang cepat saji dan sempatkan olahraga,agar jantung selalu sehat ya
Mba Dhenok, aku punya kenalan yang polip usus Mba..
ReplyDeleteBerarti sejak itu pun sudah harus waspada ya.
Padahal umur masih tergolong muda loh..
Gaya hidup mungkin yang harus dijaga maksimal ya Mba..
gimana temennya, mbak? jadi survivor?
DeleteTetap harus jaga pola hidup sehat ya mbak. Karena kanker jarang menunjukkan gejala awal. Pas tau, udah stadium lanjut aja. Untuk kanker kolon, uwak saya baru sembuh setelah operasi di RS dharmais tahun lalu.
ReplyDeleteKanker masih menjadi pembunuh nomor 1 di Indonesia. Selain pola hidup sehat, rutin medical check up juga bisa mendeteksi dini gejala kanker pada tubuh kita. Wanita misalnya, salah satu kanker pembunuh itu adalah kanker payudara, maka ini bisa diantisipasi sejak dini. Selamat Hari Kanker Sedunia. Semoga wanita-wanita Indonesia tetap sehat dan ceria.
ReplyDeleteMencegah kanker salah satunya ya dengan menjalani gaya hidup sehat ya, mbak. Banyak sekali jenis-jenis kanker ini dan obatnya masih banyak yang sulit. Semoga kita jauh dari penyakit-penyakit berbahaya.
ReplyDeletememang kita harus selalu waspada dengan kanker, biasanya muncul tiba-tiba tanpa kita ketahui dan kebanyakan timbulnya kanker juga akibat pola hidup yang tidak seimbang.
ReplyDeletemencegah lebih baik daripada mengobati, dan salah satu cara mencegahnya adalah dngan menjaga pola hidup sehat hingga rajin cek up ke ahlinya
ReplyDeleteWalaupun baru denger namanya. Tapi denger kata kankernya aja udh bikin takut. Dengan pola hidup sehat mungkin kita bisa.terhindar dari penyakit tersehut
ReplyDelete