Buku ini sudah pasti bakal memberikan makna tersendiri bagi yang sedang memulai perjalanan spiritual. Aleph bukanlah novel biasa, meski temanya sebetulnya tak jauh dari tema buku-buku Paulo Coelho yang lainnya.
Baca juga: Alaya, Kisah tentang Mimpi yang Mewujud, Takdir, dan Cinta
Dalam bukunya ini, Coelho bercerita tentang pengalamannya sebagai penulis yang melakukan perjalanan panjang menggunakan kereta api. Perjalanan Trans-Siberian tersebut ia lalui dengan ditemani agennya, pihak penerbitnya, dan penerjemah.
Sinopsis
Kita semua barangkali pernah mengalaminya. Stuck. Bukannya hanya terkait pekerjaan, dalam konteks ini Coelho sebagai penulis, namun juga kehilangan semangat dan makna hidup. Diri yang tak terkoneksi dengan orang lain, dengan dunia luar, dengan hal-hal yang sebelumnya begitu akrab. Ia pun menantang dirinya untuk memberikan makna kembali atas hidupnya. Melewati obrolan serius bersama istri dan guru spiritualnya, ia pun memutuskan untuk melakukan perjalanan panjang. Panjangnya tak tanggung-tanggung. Perjalanan dengan kereta api itu menempuh jarak 9.288 km, melewati 7 zona waktu berbeda meski masih sama-sama berada dalam wilayah
Hal yang menarik dalam sebuah perjalanan tentunya bukanlah saat mencapai tujuan, melainkan segala peristiwa yang dijumpai dalam perjalanan tersebut. Itu pulalah yang digambarkan Coelho dalam novel ini. Banyak hal-hal yang menarik terjadi. Perjumpaan dengan orang-orang baru dengan sifat dan perilakunya masing-masing. Yao, sang penerjemah asala China, bukan hanya hadir membantunya memperlancar komunikasi, namun ternyata juga menyodorkan hal-hal baru yang mencerahkan. Tentu saja termasuk perjumpaannya dengan gadis bernama Hilal, yang ternyata merupakan jawaban atas pertanyaan mengapa ia harus melakukan perjalanan tersebut.
Hilal yang digambarkan sebagai gadis keras kepala itu pada awalnya dianggap sebagai pengganggu. Ia yang bersikukuh untuk mengikuti sang penulis, bahkan ikut dalam gerbong yang sama dan izin untuk membersamainya dalam beberapa kesempatan terasa menyebalkan. Namun seiring perjalanan waktu, Coelho menyadari, ada sesuatu yang menghubungkan dirinya dengan gadis itu. Sebuah kisah masa lampau yang belum tuntas terselesaikan. Ada cinta sekaligus kemarahan yang mengikuti mereka hingga di masa kini.
Baca juga: Berkenalan dengan Laku Spiritual melalui Buku Tantra
Aleph dan Pengingat terhadap Kesadaran akan Masa Kini
Apa yang kau lakukan saat ini akan mengubah masa depan. Memutuskan. Mengubah. Menjadi. Mencari jati diri. Melangkah. Berbuat. Bangkit. Bereksperimen. Mencapai. Menantang. Bermimpi. Menang. Menemukan. Menuntut. Berkomitmen. Berpikir. Meyakini. Menguatkan. Bertanya. Bertumbuh. Berpartisipasi. Membangkitkan kesadaran.
Aleph huruf pertama, A, dalam bahasa Ibrani. Kita mengenalnya sebagai A dalam bahasa Latin, Alif dalam bahasa Arab, dan Alpha dalam bahasa Yunani. Namun, dalam istilah matematika, aleph merupakan angka yang berisi seluruh angka lain, tak terhingga. Sementara dalam ranah metafisika Paulo Coelho, aleph dimaksudkan sebagai titik temu dari segala hal. Segalanya, pada tempat dan waktu yang sama.
Novel ini adalah perjalanan refleksi batin Coelho, yang sebetulnya telah dimulai dari buku-buku sebelumnya. Pada perjalanan kali ini Coelho bertemu dengan wanita kelima (dari delapan wanita), yakni Hilal. Kelindan takdir mereka merupakan inti dari perjalanan refleksi Coelho kali ini.
Di dalam kereta, Coelho menemukan titik Aleph. Sebuah pengalaman spiritual yang memberi Coelho pencerahan dalam bentuk penglihatan terkait kehidupannya di masa lalu. Termasuk gambaran tentang berbagai kemungkinan yang tidak pernah diambilnya. Titik itu ditemukan Coelho saat ia berdua dengan Hilal yang tampaknya memang dimaksudkan untuk menyelesaikan urusan masa lalu mereka yang belum tuntas.
Berada dalam pusaran masa lalu itu, Coelho mengalami kembali momen-momen intim antara mereka berdua. Ia yang tak mengambil keputusan yang tepat pada masa itu, meninggalkan karma yang baru ditemuinya di masa depan.
It isn't what you did in the past that will affect the present. It's what you do in the present that will redeem the past and thereby change the future.
Setiap orang terkaitkan pada sebuah lingkaran karma. Orang-orang yang kita jumpai saat ini dalam batas kedekatan tertentu, adalah mereka yang juga pernah kita temui di masa lalu. Aku meyakini itu. Dalam bahasa Coelho, "Siapa pun yang pernah kau temui akan muncul kembali, siapa pun yang hilang dalam hidupmu akan kembali. Jangan khianati anugerah yang telah diberikan padamu. Pahamilah apa yang terjadi dalam dirimu dank au akan memahami apa yang terjadi dalam diri semua orang lain." (hal. 25)
Baca juga: Cantik Itu Luka, Kisah Perempuan-perempuan dengan Luka
Saat ada seseorang yang memberikan pertolongan kepada kita, sangat mungkin, di masa lalu kita pernah memberikan pertolongan yang sama. Begitu pula sebaliknya. Jika ada luka yang pernah kita timbulkan di masa lalu, akan ada seseorang yang hadir di kehidupan masa kini untuk memulihkan lukanya. Hutang karma itu perlu dibayar. Atau ada metode meditasi juga yang dapat membantu memutus rantai karmai.
Nah, kurasa semacam itulah yang terjadi antara Coelho dan Hilal. Coelho berusaha berdamai dengan masa lalunya. Ia harus berdamai dengan Hilal, agar kehidupannya di masa yang akan datang lebih baik. Dan upaya itu dilakukan saat ini, hari ini, di tepat ini. Seperti yang sering kita simak dari ajaran Buddha, "happiness is here and now".
Jadi, mari merayakan setiap peristiwa yang kita jumpai di hari ini.
Judul :Aleph
Penulis :Paulo Coelho
Penerbit :PT Gramedia Pustaka Utama, 2013
Tebal: 310 halaman
No comments