Apa jadinya ketika manusia, vampir, demon, dan penyihir berada dalam satu kehidupan bersama? Ada sejumlah film yang sudah menunjukkannya. Tapi barangkali tak selengkap ini. A Discovery of Witches ini berkisah tentang seorang sejarawan yang penyihir. Secara kebetulan, berkat sebuah buku ia dipertemukan seorang vampir, lalu jatuh cinta. Film seri ini berkisah tentang perjuangan cinta dan "kemanusiaan".
Baca juga: Eastern Promises, Film tentang Mafia Rusia
Aku menyukai film tema supranatural. Kisah-kisah tentang terlibatnya magick dalam cerita, menarik buatku. Memasuki dunia imajinasi, keluar sejenak dari rutinitas dunia nyata. Belum terlalu banyak film yang kutonton. Dari sedikit itu, kutonton ulang A Discovery of Witches. Selagi masih aktif di radio, usai siaran aku sering memanfaatkan waktu dan fasilitas internet untuk nonton. Tak keburu tuntas, karena tugas siarannya harus disudahi. Eh, kok jadi curcol, hehe. Tapi akhirnya tertuntaskan pada pekan ini.
Sinopsis
Cerita diawali dengan kemunculan sosok Diana Bishop, seorang sejarawan dengan minat Alkimia yang sedang menapaki karirnya di dunia akademis. Untuk kebutuhan penelitiannya, ia mencari buku bertajuk Ashmole 782. Kegemparan terjadi. Rupanya buku koleksi perpustakaan Oxford tersebut sebelumnya dinyatakan hilang. Dan tetap hilang setelah peristiwa peminjaman oleh Diana.
Picture courtesy of Entertainment Weekly |
Baca juga: Passengers, Film Thriller yang Manis
Mengapa sampai terjadi kegemparan? Karena ada kejadian misterius. Saat Diana berhasil mendapatkan buku itu dan membuka halamana-halamannya, ada materi tulisan yang terserap oleh tubuhnya. Kejadian itu dibarengi dengan perubahan kondisi lingkungan sekitar kejadian dan menarik minat aneka makhluk, utamanya vampir dan penyihir. Salah satunya adalah Matthew Clairmont, sang doktor ahli genetika.
Lalu, siapakah Diana?
Diana adalah keturunan penyihir yang tak tertarik untuk mengolah kemampuan alaminya tersebut. Alih-alih mempelajari, ia menolak setiap upaya ke arah itu. Ashmole 782-lah yang kemudian mengubah perjalanan hidupnya. Kemunculan buku yang sudah berabad lamanya dikabarkan hilang tersebut menjadi bahasan penting ketika pada perkembangannya tumbuh cinta di antara Diana dan Matthew, hal yang tidak disukai di dunia makhluk. Tepatnya, di antara vampir dan penyihir sudah semestinya tidak saling percaya karena sejarah menunjukkan adanya permusuhan yang bahkan memakan banyak korban pada masing-masing pihak.
Dalam perjalanannya memang tidak mudah. Banyak kalangan yang menentang hubungan mereka. Bahkan konggregasi yang lembaga legal bentukan ayah Matthew, Philips, menyebut hubungan tersebut sebagai pelanggaran dan para pelakunya wajib kena sanksi. Matthew dan Diana bersikukuh. Pada sebuah kesempatan saat Matthew mengalami luka hebat pasca perkelahiannya dengan seorang vampir, kekasihnya di masa lalu, Diana menggores nadinya untuk memberikan darahnya bagi Matthew. Darah vampir tentu bukan semacam golongan darah langka seperti yang diceritakan kawan blogger Manda Alienda, ya, hehe. Yang pasti, tetesan darah itu membuat Matthew terjaga dan lantas "menyempurnakan" penyatuan mereka melalui gigitan di leher kekasihnya tersebut.
Perjuangan mendapatkan kembali lembaran manuskrip Ashmole 782 yang hilang merupakan upaya Diana untuk menciptakan hubungan yang harmonis di antara makhluk. Bahwa tidak ada salah satu yang lebih unggul, dan yang lainnya sebagai minoritas atau subordinat. Perjuangan mereka juga menggambarkan bahwa cinta layak diperjuangkan, meski banyak pengorbanan di dalamnya.
Baca juga: Dallas Buyers Club, Perjuangan Hidup Pengidap HIV-AIDS
Film Hasil Adaptasi Novel
Serial A Discovery of Witches merupakan adaptasi dari trilogi All Souls milik Deborah Harkness. Film serupa yang mendahului seperti The Vampire Diaries (2009-2017), The Original (2013-2018), atau film layar lebar seperti Twilight terbukti mendulang sukses. Begitu pula dengan serial ini. Sejak awal kemunculannya sudah menarik peminat para pencinta genre ini. Popularitasnya kemudian meningkat tajam di Amerika Utara berkat penayangannya di Sundance Now dan layanan streaming horor milik AMC, Shudder.
Serial ini tayang dalam 3 musim:
- Musim 1 (2018) terdiri dari 8 episode, dengan fokus cerita tentang penemuan manuskrip Ashmole 782 oleh Diana.
- Musim 2 (2020) terdiri dari 10 episode, mengetengahkan masa ketika Diana dan Matthew melakukan perjalanan ke masa lalu.
- Musim 3 (2022) terdiri dari 7 episode, Diana dan Matthew kembali ke masa kini dan menghadapi aneka persoalan yang harus dituntaskan demia kepentingan semua makhluk.
Picture courtesy of Den of Geek |
Baca juga: Agak Laen, Film Komedi Horor yang Menghibur
Buatku, penggarapan alur dan ritme cerita juga pas. Tidak bertele-tele, tidak dipaksakan. Semua pemain memerankan tugasnya dengan baik. Paling tidak Matthew Goode menerima penghargaan atas usahanya melakonkan peran sebagai vampir aristokrat yang ganteng itu. Ia menerima penghargaan Saturn Award untuk Aktor Terbaik (2019) dan penghargaan Critics' Choice Television untuk Aktor Terbaik dalam Serial Fantasi atau Horor (2020).
Selain Teresa Palmer dan Matthew Goode, pemeran lain seperti Alexandra Doke (Sarah Bishop), Valarie Pettiford (Emily Mather), Edward Bluemel (Marcus Whitmore), Aiysha Hart (Miriam Shephard), Owen Teale (Peter Knox) bermain dengan seimbang.
Serial ini mendulang ulasan positif dari para kritikus film dan penonton. Bagi pembaca buku Deborah yang menyukai detail barangkali banyak kehilangan bagian menarik dari cerita, karena konon film membabat habis bagian pengantar buku. Namun sebagai sebuah hiburan, tampaknya semua orang terpuaskan.
Baca juga: Sebelum Iblis Menjemput 2, Film Horor Pilihan 2020
No comments