Rujak cingur sejauh ini masih menjadi makanan favorit orang Jawa Timur. Kombinasi rasa pedas, legit, gurih, dan asem yang menjadi ciri khas rujak ini suka bikin nagih. Terutama bagi waga Jatim yang lidahnya lama tak bersentuhan dengan makanan ini. Sekali waktu pasti kangen dan berusaha mencari. Itu pula yang terjadi denganku, yang secara berkala akan mencari masakan khas Jatim, di antaranya rujak cingur. Di Bandung ada makanan olahan agak mirip yaitu lotek dan karedok, sayuran dengan olahan sambal. Namun, tentu saja berbeda.
Baca juga: Ragam Kuliner Halal dan Nonhalal di Bali
Perkenalanku pertama dengan lapak rujak cingur di Bandung baru pada 2006. Tak sengaja menemukan lapaknya di komplek tentara kawasan Gatot Subroto, Bandung. Sudah tak kutemukan lagi lapak itu. Berganti rupa. Aku coba catatkan beberapa rekomendasi tempat makan di Bandung yang menyediakan rujak cingur, ya. Beberapa aku sudah pernah datangi, cicipi, dan masih bertahan hingga sekarang. Sebagian lain rekomendasi kawan dan aku kutipkan dari lapak online.
Rujak Cingur, Muasal dan Perkembangannya
Jika mengacu pada catatan yang dibuat orang di wikipedia, disebutkan bahwa rujak cingur mulai muncul di Surabaya pada kisaran tahun 1930-an, dibawa oleh pendatang dari Madura. Pedagang Madura ini mengawali olahan rujaknya dengan petis petis ikan cakalang khas Madura. Lalu menggantinya dengan petis udang, untuk memenuhi selera lidah mayoritas suku Jawa di Surabaya.
Cingur diambil dari kepala sapi. Persisnya, bahan cingur diambil dari moncong atau congor sapi yang telah direbus hingga empuk, lalu diiris-iris persegi. Selain cingur, komponen lainnya adalah sayur, buah, dan tahu/tempe. Sayur yang biasanya dipakai antara lain kangkung, kecambah, timun, dan kacang panjang. Sedangkan buah, ada beberapa jenis yang sering dipakai, yakni mangga muda, kedondong, bengkoang, nanas, dan belimbing. Tempe dan tahu diiris kotak-kotak.
Bumbu ulekannya terdiri dari kacang tanah yang sudah digoreng, gula merah, cabe, irisan pisang klutuk, garam, dan petis. Setelah diuleg halus, ditambahkan air asam untuk mengencerkan, barulah aneka komponen dimasukkan. Penyajiannya tinggal ditambahkan bawang goreng dan krupuk. Tambahan karbohidrat pilihannya nasi atau lontong.
Tidak semua daerah di Jawa Timur bisa ditemukan olahan rujak ini. Sewaktu aku tinggal di kota kelahiran, Trenggalek, tak ada yang menjual. Ada yang jual di pusat kota, itu pun hanya rujak petis, tanpa cingur. Tanpa buah lengkap. Seingatku, mencicipi rujak cingur pertama kali di kota sebelah, Tulungagung.
Begitu pun di kota-kota lain, kalaupun ada, jarang yang komponennya sangat lengkap seperti yang disajikan di lapak-lapak rujak cingur area Surabaya dan sekitarnya. Pisang klutuk, misalnya, bukan komponen yang mudah ditemukan di Bandung. Jadi, kalau di Bandung bisa menemukan rujak cingur dengan komponen lengkap, setidaknya mendekati, pasti surga banget, hehe.
Baca juga: Berkenalan dengan Margo Redjo, Roastery Tertua di Semarang
Warung Rujak Cingur di Bandung
Belum semua lapak rujak cingur di Bandung pernah kucoba. Masih masuk dalam daftar referensi. Biasanya aku enggan untuk mengunjungi lapak yang jualan utamanya lotek atau gado-gado. Karena masing-masing punya kekhasan. Untuk lapak yang menyediakan olahan sayur ini kecenderungannya rasanya sama. Tapi lain waktu mungkin perlu coba, siapa tahu selama ini saiyah terlalu rarasaan.
Rujak Cingur Mas Nardi
Aku nggak ingat nama persis lapaknya apa. Tapi pemliknya namanya Mas Nardi, orang Pare, Kediri. Awal aku coba olahannya, lapaknya ada di sisi jalan Cilaki, sekitar Gedung Pos. Warung Tenda. Lantas pindah di dalam area kantin STIA LAN. Komponennya lumayan lengkap, rasa dan porsinya pas untuk lidahku. Harga Rp30 ribuan.
Di warung Mas Nardi ini tersedia juga rawon, pecel, tahu telor petis, sesekali ada aneka botok. Jam buka menyesuaikan jam operasional kampus.
Rujak Cingur Jombang Bu Suji
Lokasinya di Jalan Gudang Selatan No. 18B, tak jauh dari persimpangan rel kereta api Jalan Ahmad Yani. Lapak ini terhitung paling dekat dengan rumah tinggalku, dan pada sebuah masa merupakan jalur menuju tempat kerja. Jadi terbilang paling sering kukunjungi.
Porsi dan rasa, oke. Pas. Lontong tahu-telor petisnya juga enak. Pilihan menu lainnya sama persis dengan lapaknya Mas Nardi. Jam buka mulai pagi; jika datang lepas jam makan siang sering tidak kebagian.
Rujak Cingur Warung Suroboyo
Sudah lama sekali aku mencicipi rujak cingur di lapak ini. Dan itu sekali-kalinya, tak pernah singgah lagi. Tak ingat persis kenapa. Kemungkinan rasanya kurang pas di lidah, terlalu manis. Atau harganya terlalu mahal, hoho.
Tapi di warung yang berlokasi di Jalan Natuna No.57 ini banyak juga pilihannya, seperti rawon, soto ayam, tahu gunting, rujak gobet petis, dan lainnya. Tempatnya juga cukup nyaman untuk dikunjungi bareng keluarga atau beramai-ramai. Jam operasionalnya siang hingga sore.
Baca juga: Bali 2024, Wisata Kuliner dan Religi
Rujak Cingur Pak Sadi
Menu utama lapak Pak Sadi ini adalah Soto Ambengan. Aku pernah mencicipi rujak cingurnya di lapaknya Jalan Lombok. Rasanya so-so. Lapak itu sudah tutup. Lapak Pak Sadi lainnya ada di Jalan Banda dan Lodaya. Untuk dua tempat ini aku belum mencicipi rujak cingurnya.
Rujak Cingur Bude Pon
Di lokasi ini aku juga baru sekali mencicipi. Karena kebetulan sedang agenda di area Cikaso.
Rujak cingurnya oke. Menu lainnya khas makanan Jatim seperti pecel, rawon, dan soto.
Beberapa rekomendasi di bawah ini kutemukan dari beberapa sumber. Aku belum pernah mengunjunginya. Lain waktu bisa mencicipi, bakal ku-update informasinya.
- Kedai Bu Ai, Jalan Pajajaran No. 145
- RM Rawon Bik Atik 5, Jalan Batununggal Indah Raya No. 389, Batununggal
- Warung Bu Luluk, Jalan Cikuray
- Lotek Nenek, Jalan Cibangkong
- Kedai Pecel, Jalan Batununggal
- Pecel Madiun Kedai Mbak Wiwin, Jalan Gunung Batu Raya (Depan Ruko Gunung Batu Kav 15), Cicendo
- D'Orange, Jalan Akasia Raya Blok A2 No.6, Komplek D'Orange, Cimekar, Cileunyi
- Kangen Lotek, Jalan Gatsu (Depan Kodim 0609), Cimahi
- Rawon Kertasari, Jalan Nata Endah A09, Sayati, Margahayu
- Lotek Nenek, Jalan Cibangkong No. 48B
- Lotek Tki 3, Taman Kopo Indah 3 Blok C11, Margaasih
- Nasi Goreng Ferall, Jalan Cibangkong Rt 04 Rw 05
- Dapoer Djawa, Jalan Batununggal Indah No. 173, Bandung Kidul
- Nasi Pecel Madiun, Jalan Riung Saluyu 13-B No. 298, Cipamokolan, Rancasari
- Warung Rujak Gjg, Kampung Brujul Pesantren Rt03 Rw26 No. 20 Mekar Rahayu (depan Bengkel Yohan)
- Ayam Bakar dan Goreng Sari Manis Mimi, Jalan Raya Sinar Mukti RT 001 RW 002, Selacau, Batujajar, Bandung Barat
- Lotek dan Rujak Arin, Gang Hj Gojali No. 29, Jl. Sukagalih (dekat Dapur Ma Enay), Karang Tineung, Sukajadi
Jika kawan-kawan bisa melengkapi alamat lain kedai di Bandung yang menyediakan rujak cingur atau kuliner Surabaya atau Jatim lainnya, berkabar, ya. Kecuali saiyah berkesempatan jalan-jalan ke lokasi asal, mungkin minta kawan blogger Surabaya menemani. Cihuuuy!
Sekadar catatan, rujak cingur telah ditetapkan oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai salah satu dari 1.728 budaya dalam Warisan Budaya Tak Benda Indonesia.
Baca juga: Berkunjung ke Kota Atlas
No comments